Headlines News :
Home » » Laba BNI Tumbuh 42 Persen

Laba BNI Tumbuh 42 Persen

Posted on 28 February 2012 | 4:22:00 AM

Laba BNI Tumbuh 42 Persen Mengunjungi Jakarta. PT Bank Negara Indonesia Tbk membukukan pertumbuhan laba 42% sepanjang 2011 atau sebesar Rp5,81 triliun dibanding periode yang sama sebelumnya Rp4,10 triliun.

Pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil peningkatan pendapatan bunga bersih dan pendapatan non bunga (fee based income) masing-masing sebesar 13% dan 8%. Laba bersih per saham BNI juga naik Rp266 menjadi Rp312. Pendapatan bunga BNI tumbuh disokong pertumbuhan kredit di 20%, menjadi Rp 163,53 triliun dari Rp136,36 triliun. Komposisi pinjaman merupakan 75,5% business banking, 21,2% sektor konsumer, dan sisanya pembiayaan anak perusahaan. Posisi aset bank BUMN tertua tersebut naik juga sebesar 20% sebesar Rp299,06 triliun dari Rp248,58 triliun. Menurut Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo, dalam menyalurkan kredit BNI menajamkan segmen business banking pada pembiayaan delapan sektor industri sesuai Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Pertumbuhan kredit tertinggi pada 2011 merupakan pada sektor minyak, gas, dan pertambangan hingga 67,9%, bahan kimia 19%, dan agrobisnis 17,3% masing-masing dengan kredit Rp11,9 triliun, Rp4,5 triliun, dan Rp10,9 triliun. Kredit sektor perdagangan tetap dengan share tertinggi dengan penyaluran Rp23,3 triliun dengan pertumbuhan 12,5%. Mendukung bisnis internasional, pertumbuhan didukung oleh akselerasi bisnis trade finance dan remittance. Volume trade finance 2011 mencapai US$19,83 miliar meningkat 69% dari 2010 yang US$11,75 miliar. Transaksi remitansi naik 31% dari US$52,44 miliar menjadi US$68,89 miliar. Gatot menggarisbawahi komitmen BNI membiayai infrastruktur di bidang komunikasi, kelistrikan, dan konstruksi.

Kredit konsumer mengalami pertumbuhan terpesar sebesar 31%, dimotori KPR yang tumbuh 50% dari Rp12,06 triliun menjadi Rp18,08 triliun. Pertumbuhan nilai transaksi pemakaian kartu kredit mencapai Rp3,74 triliun pada 2011 atau naik 31% dari tahun sebelumnya yang Rp2,85 triliun. Kredit kendaraan bermotor naik hanya 4% dari Rp6,21 triliun menjadi Rp6,49 triliun.

"Ke depan kita ingin memosisikan diri sebagai bank yang mendukung industri dalam negeri," kata Gatot ketika menggelar jumpa pers di kantornya kemarin.

BNI mengharapkan pertumbuhan kredit pada 18-20% pada tahun ini, melihat asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu berada pada kisaran 6,3%-6,7%.

"Ada potensi kenaikan harga BBM dan TDL secara teoritis akan menaikan inflasi. Inflasi akan naik, suku bunga Indonesia selalu di atas inflasi. Kalau itu naik, kredit kita perkirakan 18%-20% saja," jelas Gatot. Ia memperkirakan inflasi akan menjadi 4,5%-6%, sementara BI rate 5,75%-6,25%.

Target tersebut berada di bawah rata-rata industri karena BNI tengah melakukan reformasi organisasi. "Kita akan agresif setelah transformasi pada 2014. Kita menargetkan (untuk 2012) kredit korporasi 17-19% dan konsumer ritel lebih tinggi 25%-27%," tambah Gatot.

Di sisi liabilities, BNI pada tahun lalu berhasil meningkatkan dana CASA pada persentase dana pihak ketiga (DPK) menjadi 65% dari tahun sebelumnya 59%.

"Pertumbuhan DPK sebesar 19% dari Rp194,37 triliun menjadi Rp231,29 triliun," katanya. Ekuitas BNI tumbuh 14% menjadi Rp37,84 triliun dari sebelumnya Rp33,12 triliun.

Gatot mengatakan, untuk tahun ini DPK diharapkan dapat tumbuh 13%-15% dengan persentase dana murah naik 60-65%.

"Penopang utama laba adalah nett interest income karena kita bisa menjaga 6% NIM. Yield loan sudah menurun, di 2010 11,9% 2011 menjadi 11%. Tapi karena kita meningkatkan CASA (current account saving account), dampaknya cost of fund kita turun, 2009 4,7%, 2010 3,6%, dan 2011 3,5%," papar Gatot.

Ia tidak mengatakan berapa target penurunan suku bunga dasar kredit, terutama mencermati ekspektasi inflasi dan BI rate. Namun, BNI akan menjaga NIM tetap di 5,8%-6%. (GA/OL-3)
Share :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

No comments:

Post a Comment