Mengunjungi Jakarta. Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidadgo mengatakan pemerintah telah menetapkan opsi penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di kisaran Rp1.000-Rp. 1.500.
Akan tetapi diakuinya terdapat usulan baru untuk mengurangi subsidi BBM dan menaikkan harga BBM sebesar Rp 2.000. Dari penaikan tersebut, penghematan APBN bisa mencapai Rp42 triliun. Akan tetapi dampaknya terhadap terhadap inflasi cukup besar, yakni sebesar 2,8 persen.
"Ada yang beri opsi penaikan harga Rp 2. 000. Kalau penaikan Rp 1.000 bisa menghemat Rp 21 triliun, opsi Rp 2.000 ya jadi Rp42 triliun. Dampak terhadap inflasi di opsi Rp1.000 sebesar 1,4 persen, Rp2.000 sebesar 2,8 persen," kata Widjajono di Studio Metro TV, Jakarta, Senin (27/2).
Ditambahkannya, dari penghematan tersebut bisa dialokasikan antara lain untuk membangun infrastruktur Bahan Bakar Gas (BBG), memberi subsidi kepada angkutan umum untuk konversi dari BBM ke BBG serta memberi bantuan terhadap rakyat miskin. "Pengurangan subisi ini supaya uang itu bisa digunakan untuk membangun infrastruktur dan transportasi umum juga mengurangi dampak inflasi terhadap orang miskin serta meningkatkan kemampuan nasional melalui mobil nasional," jelas Widjajono. (AI/OL-2)







No comments:
Post a Comment